Pernah lihat orang mabuk? Mungkin bagi sebagian orang merasa
takut karena orang yang sadang dalam kondisi mabuk tingkat kesadarannya
menurun, bahkan hilang sama sekali. Emosional orang mabuk juga tinggi, makanya
seringkali orang mabok suka teriak-teriak bahkan senggolan dikit aja ngajak
berantem. Jadi, takut sama orang mabok itu biasa, tapi kamu jangan ikut-ikutan
mabok supaya kamu ditakutin orang sekampung lho ya...itu dosa...! *sesekali
ingat dosa, hahaa.
Tapi, jika diperhatikan, kelakuan orang mabok itu sebenarnya
lucu lho, bahkan hampir mendekati taraf gila. Aku jadi ingat cerita kakak
sepupuku soal tingkah gokil orang mabok. Pengen tau ceritanya kaya apa? Simak
deh ceritanya...
Jadi gini, kakak sepupuku itu punya sebuah usaha warnet,
yang mana di daerahku belum banyak ada warnet, paling cuma satu dua tiga aja.
Maklum, daerahku cuma pinggiran kota, kota kecil. Karena masih belum banyak
warnet, sedangkan sekarang lagi musim sosmed, maka bisa dipastikan
warnet-warnet didaerah sini ramai semua.
Nah, karena ramai pengunjung, lebih-lebih didominasi
cewek-cewek maka di warnet kakak sepupuku ini sering dipakai nongkrong para
cowok-cowok kampung sekitar, salah duanya adalah Eko & Dwi (bukan nama
sebenarnya, hahaa).
Nah, kejadian lucu ini bermula saat dua sahabat itu pergi
menonton pertunjukan dangdut di salah satu kampung di daerahku. Sebelum
berangkat, mereka berdua dan teman-temannya berkumpul dahulu di tempat biasa
mereka nongkrong, yaitu warnet kakak sepupuku. Setelah semua personil ngumpul,
mereka berdua pergi berboncengan dengan motor diikuti teman-temannya yang lain.
Namanya juga genk kecil-kecilan, pasti juga mau eksis dimata
genk lainnya. Salah satunya dengan mabok saat ada tontonan seperti ini.
Tujuannya sih biar gak ada genk lain yang berani buat masalah dan kalo dilihat
keren. Benar juga sih, gak ada orang-orang yang mau mendekati mereka (pasti
orang-orang itu berprinsip sama kaya aku, jangan pernah deketin orang mabok
kalo gak mau dapet masalah :p).
Tapi yang namanya mabok berat, kesadarannya hilang dan
emosinya pasti sudah gak bisa dikendalikan. Waktu mereka sedang asik bergoyang
diiringi lantunan irama dangdut, Eko mendadak emosi karena ada orang yang
menyenggolnya dengan keras. Tanpa pikir panjang, si Eko pun langsung
melayangkan pukulan ke arah orang yang menyenggolnya tadi.
“Bugh...!” satu pukulan terdampar di pipi kanan seseorang
yang sejak tadi ikut goyang di samping Eko.
“Eh, maksudmu apa nih? Ngajak berantem?” ucap orang yang
dipukul Eko barusan. Dan nggak mau kalah dia juga ngirim paket kilat ke Eko,
sebuah pukulan kuat mengarah tepat ke pipi kiri Eko.
“Syuth...”
“Wek...gak kena...!” ejek Eko.
Dua orang yang lagi gak sadar pun akhirnya saling berbagi
pukulan satu sama lain.
Teman-teman Eko pun bingung bin heran melihat perkelahian
dua insan itu.
“Ealah, mangkat goncengan kok saiki malah gelut.”
(Ealah, berangkat berboncengan kok sekarang malah berkelahi) kata Tri, salah
satu teman Eko.
Ternyata yang menyenggol Eko saat goyang yang akhirnya
dipukul pipinya adalah Dwi, temannya sendiri yang saat berangkat dia boncengin.
Parah banget...hahaa
Setelah berhasil dilerai sama teman-temannya, mereka berdua
dipulangkan oleh teman-temannya. Bukannya dipulangkan kerumah masing-masing,
eeeh malah dipulangkan ke warnet kakak sepupuku. Kakak sepupuku cuma bisa guling-guling
lah denger cerita musibah apa yang barusan menimpa dua sahabat itu.
Oleh kakak sepupuku, Eko dan Dwi ditidurkan dikamar belakang
warnet, disediakan pula ember disebelah mereka. Sepanjang malam merek berdua cuma
bisa wak wek wuk alias nembak alias muntah karena mabok.
Pagi harinya, kakak sepupuku mengecek keadaan mereka berdua
apa sudah mati atau belum,*kaya pelaku mutilasi aja, hihii. Ternyata di kamar
cuma ada Eko yang masih tidur dengan tangan yang masih pegang ember.
“Kemana si Dwi ya? Pintu depan dan belakang juga masih
terkunci.” Pikir kakak sepupuku.
Karena sudah kebelet keburu bocor, kakak sepupuku langsung
pergi ke kamar mandi yang letaknya ada belakang warnet. Kamar mandi dan WC ini
bangunannya terpisah, jadi harus lewat pintu belakang dulu jika ingin ke kamar
mandi.
“Horok1, kok pintunya dikunci dari dalam, sopo
iki sing neng jero? (siapa ini yang ada di dalam?)” teriak kakak sepupuku
melihat pintu kamar mandi terkunci dari dalam. Karena gak ada jawaban dari
dalam kamar mandi, akhirnya kakak sepupuku ambil kunci cadangan dan membuka
kamar mandi secara paksa.
“Weeladalah...tak goleki nyang ngendi-ngendi jebule
pindah turu neng kene to, Wi? Untung sirahmu ra nyemplung neng kloset, hahaa.“
(Weeladalah...aku cari kemana-mana ternyata pindah tidur disini, Wi? Untung
kepalamu nggak masuk ke dalam kloset, hahaa.)
Dan bagaimana reaksi pertama saat si Dwi dibangunkan? Ini
dia...
“Loh, aku neng ngendi iki? Kok aku iso neng kene?”
(Loh, aku ada dimana ini? kok aku bisa ada disini?)
Yang masih bingung dalam benak kakak sepupuku adalah
bagaimana si Dwi bisa ada di dalam kamar mandi dengan pintu terkunci sedangkan
pintu depan dan belakang warnet masih terkunci dari dalam. Apa mungkin saat ke
kamar mandi si Dwi minta diantar Eko, tapi karena Dwi ketiduran didalam kamar
mandi akhirnya Eko kembali masuk ke dalam warnet dan kembali mengunci pintu
belakang?
“Ah, mbuh lah...pekok kabeh...” (Ah, bodoh amat, gila
semua...)
Setelah Dwi dan Eko bangun, dan kesadaran mereka berdua
sudah normanl, kakak sepupuku bertanya kepada mereka kenapa tadi malam bisa
saling pukul?
“Heh, sopo sing gelut?” (Heh, siapa yang berkelahi?)
jawab Eko.
“Iyo, sopo sing gelut, Dul? (iya, siapa yang berkelahi,
Dul?) sambung Dwi.
“Rupamu, kowe wong loro mau bengi bar do jotos-jotosan
neng nggon dangdutan. Opo ra kelingan?” (Rupamu, kalian berdua tadi malam
habis saling pukul di tempat pertunjukan dangdut. Apa nggak ingat?)
“Blas...ra kelingan.” (Sama sekali nggak ingat.)
jawab Eko dan Dwi bersamaan.
“Yongalah...nak kowe Wi, kok iso turu neng jero kamar
mandi? Padahal lawang mburi warnet dikunci?” (Yongalah...kalo kamu
Wi, kok bisa tidur didalam kamar mandi? Padahal pintu belakang warnet dikunci?)
“Wah, aku yo ra mudeng, Dul...aku wae yo bingung...hahaa”
(Wah, aku juga gak tau, Dul...aku aja juga bingung, hahaa), jawab Dwi sambil
ketawa.
“Jan, koplak kabeh...! mulane, ojo do mendem maneh...!!!”
(Jan, koplak/gila semua...! Makanya, jangan pada mabok lagi...!!!) kata
kakak sepupuku sambil pergi meninggalkan Eko dan Dwi.
Ngeri kan EFEK MIRAS, bisa buat orang LUPA INGATAN
alias GILA...!!!
So, JAUHI MIRAS...!!!